Bajigur Bandung: Minuman Hangat Penuh Cita Rasa Tradisional
Bandung, kota yang dikenal dengan hawa sejuknya, tak hanya menyuguhkan panorama alam dan fashion terkini, tetapi juga menyimpan beragam kekayaan kuliner tradisional. Salah satu minuman khas yang menjadi favorit masyarakat Sunda, khususnya di Bandung, adalah bajigur. Hangat, manis, dan beraroma khas, bajigur menjadi teman setia di kala cuaca dingin atau saat bersantai di sore hari.
Asal-usul dan Sejarah Bajigur
Bajigur berasal dari budaya Sunda, Jawa Barat. Konon, minuman ini sudah ada sejak zaman dulu dan biasa dijajakan oleh pedagang keliling menggunakan pikulan atau gerobak. Suara unik dari peluit khas pedagang bajigur menjadi penanda kedatangan mereka di permukiman warga.
Minuman ini awalnya dibuat untuk menghangatkan tubuh petani atau warga yang bekerja di luar ruangan, terutama saat cuaca dingin. Seiring waktu, bajigur tidak hanya dinikmati sebagai penghangat, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan dalam budaya masyarakat Sunda.

Komposisi dan Cita Rasa

Bajigur memiliki cita rasa khas yang kaya dan lembut.
Komposisi utamanya meliputi:
-
Santan sebagai bahan dasar yang memberikan kekentalan dan rasa gurih.
-
Gula aren, yang memberi rasa manis alami dan aroma karamel.
-
Jahe, untuk rasa pedas hangat yang menghangatkan tubuh.
-
Daun pandan atau vanili, sebagai penambah aroma harum.
-
Terkadang juga ditambahkan sedikit kopi untuk memberikan sentuhan pahit ringan.
Proses memasaknya cukup sederhana: semua bahan direbus hingga mendidih sambil diaduk agar santan tidak pecah. Setelah matang, bajigur disaring dan disajikan hangat dalam cangkir atau gelas.
Penyajian dan Teman Makan
Di Bandung, bajigur biasa disajikan bersama camilan tradisional seperti:
-
Kue bandros
-
Ubi rebus atau pisang rebus
-
Kacang tanah rebus
-
Kolontong (kerupuk ketan manis)
Perpaduan bajigur yang manis dan gurih dengan kudapan sederhana tersebut menciptakan harmoni rasa yang khas dan membangkitkan kenangan masa kecil bagi banyak orang Sunda.
Bajigur di Era Modern
Kini, bajigur tak hanya dijual secara tradisional, tapi juga hadir dalam bentuk instan dalam kemasan sachet, siap diseduh kapan saja. Beberapa kafe di Bandung bahkan menjadikan bajigur sebagai bagian dari menu minuman khas lokal mereka, terkadang dengan inovasi modern seperti tambahan susu, topping boba, atau foam ala kopi kekinian.
Meskipun telah bertransformasi, bajigur tetap menjadi simbol kehangatan, kebersamaan, dan warisan kuliner yang layak dilestarikan.
Penutup
Bajigur bukan sekadar minuman tradisional, tapi juga bagian dari identitas budaya Bandung dan masyarakat Sunda. Di tengah arus modernisasi, bajigur mengingatkan kita bahwa kenikmatan sejati bisa datang dari sesuatu yang sederhana, hangat, dan penuh makna.


.webp)







